
Ketua FKUb Sulteng Prof. Dr. KH. Zainal Abidin, M.Ag menjadi narasumber kegiatan penguatan moderasi beragama dan tolak perundungan di Kabupaten Donggala. Dokumentasi FKUb Sulteng.
Puluhan Guru di Donggala Diberi Penguatan Moderasi Beragama dan Tolak Perundungan
PALU - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah, Prof. KH Zainal Abidin, menekankan pentingnya menjaga keharmonisan antarumat beragama dengan tidak saling menjelekkan atau menjatuhkan satu sama lain. Menurutnya, setiap individu memiliki keyakinan masing-masing yang harus dihormati dalam kehidupan bermasyarakat.
"Antar umat beragama ini tidak boleh saling
menjelekkan, tidak boleh saling menjatuhkan. Tidak perlu saling mencampuri
keyakinan masing-masing agar kita bisa hidup dengan damai dan bahagia. Begitu
pula dengan cara hidup dan keyakinan yang dijalani setiap individu," ujar
Prof. KH Zainal Abidin Sabtu, (22/2) siang saat menjadi narsumber penguatan
Moderasi Beragama bagi puluhan Guru di Kabupaten Donggala.
Ketua MUI Kota Palu itu menekankan pentingnya kehidupan
beragama yang harmonis tanpa harus mencampuradukkan agama dengan aspek lain
dalam kehidupan sosial. Ia mengajak masyarakat untuk berpegang pada nilai-nilai
agama yang dianut, tanpa menjadikannya sebagai alat untuk menciptakan
perpecahan.
"Kita harus tetap menjalankan ajaran agama dengan baik,
tetapi juga menghargai keberagaman. Jika kita bisa menerapkan ini, maka
keharmonisan dalam kehidupan beragama akan lebih mudah tercapai,"
lanjutnya.
Prof. KH Zainal Abidin juga mengingatkan pentingnya
menanamkan sikap toleransi sejak dini, terutama dalam lingkungan pendidikan. Ia
mencontohkan bagaimana anak-anak harus diajarkan untuk berteman tanpa melihat
perbedaan agama sebagai penghalang.
"Misalnya di sekolah dasar, anak-anak harus diajarkan
untuk hidup rukun dan damai dengan teman yang berbeda agama. Jika kita
membangun kebersamaan dengan baik, maka tidak akan ada perpecahan karena
perbedaan keyakinan," jelasnya.
Menurutnya, ketidakseimbangan dalam memahami keberagaman
bisa menjadi pemicu perselisihan. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama
untuk menjaga kedamaian dan memperkuat rasa persaudaraan di tengah masyarakat
yang multikultural.
"Jika kita tidak memahami dan menghormati perbedaan
dengan baik, maka besar kemungkinan akan terjadi perselisihan. Oleh karena itu,
mari kita terus menjaga kerukunan agar kehidupan kita lebih damai dan
sejahtera," tutupnya.
Kegiatan penguatan moderasi beragama dan tolak perundungan
di lingkungan sekolah turut narasumber
yakni Kepala Dinas Pendidikan Sulteng Yudiawati V. Windarrusliana, psikolog
Jane M. Monepa. Hadir pula dalam kegiatan Bupati Donggala diwakili Kadis Pemberdayaan
Masyarakat Desa (PMD) dan Kepala Kantor Kementerian Agama Donggala.
Sumber: FKUB Sulteng