
Ketua FKUB Provinsi Sulteng, Prof. Dr. KH. Zainal Abidin, M.Ag menyampaikan ceramah kebangsaan di Kodam Palaka Wira.
Jadi Penceramah Kebangsaan pada HUT ke 80 TNI, Ketua FKUB Sulteng Bahas Peran Sentral TNI Menjaga Persatuan
PALU, FKUB SULTENG - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah, Prof. Dr. KH. Zainal Abidin, M.Ag menyampaikan ceramah kebangsaan pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke 80 TNI yang dilaksanakan Kodam XXII Palaka Wira, pada Sabtu, 4 Oktober 2025 di aula Manggala Sakti Makodam Palaka Wira.
Ulama kharismatik itu menyampaikan pidato dengan penuh semangat di hadapan para prajurit penjaga kedaulatan bangsa. Prof Zainal meyampaikan jika TNI dalam menjaga kedaulatan bangsa, tidak hanya berada di garis depan peperangan, tetapi juga harus masuk ke sanubari hati dan dicintai setiap rakyat Indonesia.
"Tugas TNI bukan hanya mengangkat senjata, tetapi juga mengangkat harkat dan martabat persatuan. TNI adalah perekat dari setiap jengkal perbedaan, penenang dari setiap riak kebencian, dan pengawal dari setiap janji persaudaraan," ucap Prof Zainal.
Ketua MUI Palu itu juga menyampaikan jika Allah telah menciptakan masyarakat Indonesia dengan sangat beragam. Ini menurut Prof Zainal merupakan anugerah dari Tuhan. Meski begitu, keragaman yang ada ini harus dapat disikapi dengan baik.
Caranya dengan saling menghormati dan saling menghargai perbedaan. Hal seperti ini telah dicontohkan di zaman Nabi sehingga melahirkan piagam Madinah.
Di zaman itu, masyakarat Madinah juga begitu majemuk. Ada berbagai kelompok dengan perbedaan kepercayaan, adat istiadat dan kepentingan.
Nabi kemudian menyusun piagam Madinah yang salah satu poinnya ialah saling menghormati agama dan keyakinan yang dianut setiap orang.
"Nilai-nilai dari piagam Madinah ini, saya kira senafas dengan spirit dari nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," ucapnya.
Dalam pidatonya, Prof Zainal juga mengapresiasi hadirnya Kodam Palaka Wira di Sulawesi Tengah. Sebab ini menjadi bukti negara hadir dan peduli untuk memastikan setiap warga Sulawesi Tengah dapat hidup damai dan sejahtera.
Prof Zainal mengatakan TNI sebagai instrumen negara, hadir untuk mengelola hubungan yang universal, hubungan di mana setiap warga negara dilindungi dan memiliki hak yang sama di bawah hukum, tanpa memandang keyakinan pribadinya.
"Seragam yang Bapak Ibu kenakan tidaklah mencerminkan agama tertentu, melainkan identitas kewarganegaraan, yaitu Indonesia. Kesetiaan TNI bukan pada satu kelompok, melainkan pada seluruh rakyat, seluruh tumpah darah, dan seluruh kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," demikian kata Prof Zainal.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan doa bersama lintas agama untuk kebaikan bangsa dan negara Indonesia. ***